Barulah kali ini,
Minggu, 29 Agustus 2010, saya punya kesempatan untuk datang dan beli sendiri,
salah satunya adalah di RM. Betawi H. Nasun, Srengseng Sawah.
Kuah Pucung
dalam Wajan
Kuah Pecak
dalam Wajan
Alhamdulillah akhirnya
dapat merasakan nikmatnya masakan Betawi yang sudah termasuk langka ini.
Pak Haji Nasun (77), adalah pendiri dan pemilik rumah makan
ini (saya memanggil beliau dengan Babe, tapi banyak juga yang memanggil dengan
Pak Haji).
Babe H. Nasun
Babe mulai buka usaha
warungnya ketika itu, hari Jumat, 7 Mei 1982, tadinya yang Babe ingat hanya hari,
bulan dan tahun, tapi tanggalnya lupa. Setelah Babe dan saya pelajari
bersama-sama ternyata beliau setuju bahwa tanggal yang dimaksud adalah tanggal
7 diantara tanggal 14, 21 dan 28).
Gabus Pucung, kuahnya berwarna gelap menggunakan bahan
pucung atau biji keluwak (mirip rawon masakan khas Jawa Timur), selain itu juga
ada cabe, bawang, kunyit, kencur, jahe dan air.
Andalan Babe yang lain adalah Pecak Gurame, yaitu ikan gurame kuah pecak, mirip kuah
bumbu rujak, berwarna kuning dengan santan kental. Kuah santan ini dimasak
dengan kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, kacang tanah, jahe, kencur,
dan garam.
Menu kebanggan Babe
Nasun adalah Masakan Betawi :
PECAK IKAN GURAME –
IKAN TAWES – IKAN EMAS – IKAN GABUS – SAYUR PUCUNG – SOP DAGING SAPI
(Petai : tidak
tertulis tapi ada)
Kolam Ikan di
Belakang RM H. Nasun
Babe H. Nasun
lagi santai
RUMAH MAKAN H.
NASUN
Jl. M. Kahfi II
No. 21
Srengseng
Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan
Telp :
021-7870016
Pokoknya jangan ngaku orang Jakarte kalo belum pernah nyobain makanan racikan Haji Bule yang satu ini. Ada gabus pucung yang legendaris sampai pecak gurame yang pedas gurih dan juara rasanya. Lezatnya makanan Betawi memang kagak ada matinye!
Suatu hari atasan di kantor meminta saya untuk dibawakan makan siang khas Betawi yaitu gabus pucung. Lokasi rumahku memang berdekatan dengan kampung Betawi "Setu Babakan" dan di sana terdapat warung yang terkenal dengan makanan khas Betawi. Namun demikian ternyata warung tersebut tutup. Setelah berputar-putar, aku menemukan warung makan Betawi "Haji Bule" dekat Bens Radio yang didirikan almarhum Benjamin S.
Warung itu sangat sederhana, terbuat dari bilik bambu dan atap daun kelapa. Awalnya ragu-ragu saya masuk sambil menyapa Assalamualaikum. Seorang ibu berkerundung dengan perawakan gemuk menjawab salamku dengan senyum yang lebar. "Waalaikumsalam, cari apa neng?" ujarnya ramah. Saya segera mengutarakan maksud kedatangan saya ke sana yaitu untuk membeli gabus pucung.
Sayang sekali pucung gabus yang saya cari hari itu rupanya tidak tersedia karena menurut sang pemilik ikan gabusnya sedang tidak ada stok. Namun kemudian dia menawarkan makanan lain yaitu pecak gurame. Harga yang ditawarkan cenderung tidak terlalu mahal masih dibawah Rp 50.000,00. Setelah mencatat pesanan saya yaitu pecak gurame dan sop iga, ia segera kembali ke dapur.
Bahkan saya juga dipersilahkan untuk masuk ke dapurnya. Dapur kecil itu lengkap dengan berbagai bumbu khas yang digunakan untuk memasak hidangan Betawi. Saya melihat tampak sekilas ada tomat segar, cabe merah, dan cabai hijau dengan warna yang cerah. Asistan sang ibu pemilik di dapur mulai mengupas jahe besar. Ia kemudian mencampurnya dengan beberapa bumbu lain. Wah, saya jadi langsung menyaksikan makanan yang saya pesan dibuat.
Karena proses pembuatan cukup lama saya menunggu di meja makan. Saat disajikan seekor ikan gurame dengan besar dengan taburan bumbu diatasnya pun siap sudah. Tampaknya hidangan ini benar-benar sangat menggoda. Ikan yang digoreng berwarna kuning kecoklatan, dilengkapi bumbu ulek dari cabe merah, cabe hijau, cabe rawit kuning, jahe, dan bumbu lain.
Penasaran saya pun mencoba mencicipi satu potong ikan yang tersedia di piring. Wah, ternyata rasanya sangat segar, pedas, dan masih terasa hangat karena fresh from the wajan. Jahe yang mendominasi kuahnya yang keruh kecoklatan pas beradu dengan ikan gurame goreng yang gurih. Kuah bumbu yang pedas bahkan sesekali terasa menggigit di lidah. Sambil menunggu pesanan lain, saya pun asyik menikmati hidangan khas Betawi yang unik ini.
Meskipun rumah makan ini buka hingga malam, tetapi sepertinya lebih banyak orang yang makan siang di sini. Karena lauknya cepat habis bahkan sore hari pun kadang sudah tutup. O ya, berhubung masih penasaran dengan si gabus pucung beberapa minggu kemudian saya mencoba datang lagi untuk menikmati pucung gabus di warung ini. Ternyata si gabus pucung juga tak kalah enak. Tapi tetap saja lidah saya lebih cocok dengan pecak gurame yang lezat itu. Buat saya pecak gurame juaranya untuk makanan Betawi.
RM Betawi "Haji Bule"
(Dekat Bens Radio)
Jl. Jagakarsa
Jakarta Selatan
Jam Buka: 11.00 - habis
Pokoknya jangan ngaku orang Jakarte kalo belum pernah nyobain makanan racikan Haji Bule yang satu ini. Ada gabus pucung yang legendaris sampai pecak gurame yang pedas gurih dan juara rasanya. Lezatnya makanan Betawi memang kagak ada matinye!
Suatu hari atasan di kantor meminta saya untuk dibawakan makan siang khas Betawi yaitu gabus pucung. Lokasi rumahku memang berdekatan dengan kampung Betawi "Setu Babakan" dan di sana terdapat warung yang terkenal dengan makanan khas Betawi. Namun demikian ternyata warung tersebut tutup. Setelah berputar-putar, aku menemukan warung makan Betawi "Haji Bule" dekat Bens Radio yang didirikan almarhum Benjamin S.
Warung itu sangat sederhana, terbuat dari bilik bambu dan atap daun kelapa. Awalnya ragu-ragu saya masuk sambil menyapa Assalamualaikum. Seorang ibu berkerundung dengan perawakan gemuk menjawab salamku dengan senyum yang lebar. "Waalaikumsalam, cari apa neng?" ujarnya ramah. Saya segera mengutarakan maksud kedatangan saya ke sana yaitu untuk membeli gabus pucung.
Sayang sekali pucung gabus yang saya cari hari itu rupanya tidak tersedia karena menurut sang pemilik ikan gabusnya sedang tidak ada stok. Namun kemudian dia menawarkan makanan lain yaitu pecak gurame. Harga yang ditawarkan cenderung tidak terlalu mahal masih dibawah Rp 50.000,00. Setelah mencatat pesanan saya yaitu pecak gurame dan sop iga, ia segera kembali ke dapur.
Bahkan saya juga dipersilahkan untuk masuk ke dapurnya. Dapur kecil itu lengkap dengan berbagai bumbu khas yang digunakan untuk memasak hidangan Betawi. Saya melihat tampak sekilas ada tomat segar, cabe merah, dan cabai hijau dengan warna yang cerah. Asistan sang ibu pemilik di dapur mulai mengupas jahe besar. Ia kemudian mencampurnya dengan beberapa bumbu lain. Wah, saya jadi langsung menyaksikan makanan yang saya pesan dibuat.
Karena proses pembuatan cukup lama saya menunggu di meja makan. Saat disajikan seekor ikan gurame dengan besar dengan taburan bumbu diatasnya pun siap sudah. Tampaknya hidangan ini benar-benar sangat menggoda. Ikan yang digoreng berwarna kuning kecoklatan, dilengkapi bumbu ulek dari cabe merah, cabe hijau, cabe rawit kuning, jahe, dan bumbu lain.
Penasaran saya pun mencoba mencicipi satu potong ikan yang tersedia di piring. Wah, ternyata rasanya sangat segar, pedas, dan masih terasa hangat karena fresh from the wajan. Jahe yang mendominasi kuahnya yang keruh kecoklatan pas beradu dengan ikan gurame goreng yang gurih. Kuah bumbu yang pedas bahkan sesekali terasa menggigit di lidah. Sambil menunggu pesanan lain, saya pun asyik menikmati hidangan khas Betawi yang unik ini.
Meskipun rumah makan ini buka hingga malam, tetapi sepertinya lebih banyak orang yang makan siang di sini. Karena lauknya cepat habis bahkan sore hari pun kadang sudah tutup. O ya, berhubung masih penasaran dengan si gabus pucung beberapa minggu kemudian saya mencoba datang lagi untuk menikmati pucung gabus di warung ini. Ternyata si gabus pucung juga tak kalah enak. Tapi tetap saja lidah saya lebih cocok dengan pecak gurame yang lezat itu. Buat saya pecak gurame juaranya untuk makanan Betawi.
RM Betawi "Haji Bule"
(Dekat Bens Radio)
Jl. Jagakarsa
Jakarta Selatan
Jam Buka: 11.00 - habis