Fauzi Bowo Berjanji Akan Berkantor di Kelurahan | for everyone |
"Kita punya program yang berbasis kepada masyarakat, komunitas itu tidak lain adalah masyarakat kelurahan. Di situlah tumpuan setiap kebijakan program kita. Kantor kelurahan juga merupakan bagian dari aparat Pemerintahan DKI. Jadi, tidak salah kan kalau gubernurnya sekali berkantor di kantor kelurahan. Apalagi, dulu saya pernah menerima tamu asing di kantor kelurahan,” ujar Fauzi Bowo, Rabu (1/8). “Jika saya terpilih nanti, saya akan ngantor selama dua hari di setiap kelurahan setiap minggunya secara bergantian,” lanjutnya.
Cara seperti ini, menurut Bang Fauzi—sapaan akrab Fauzi Bowo--akan lebih efektif untuk menyerap aspirasi warga DKI Jakarta di level pemerintah kelurahan. Ia menuturkan, ke depan cara pandang pola komunikasi antara warga dengan aparat pemerintah harus diubah, yaitu secara bottom up.
"Kita harus dekat dan tahu aspirasi warga secara langsung. Jangan lagi kalau ada pejabat datang kita malah minta petunjuk, tapi bilang aja ´terima kasih bapak telah hadiri undangan kami, silakan bapak duduk, dan dengarkan aspirasi kami´. Jadi ke depan itu saya akan kembangkan budaya mendengar. Kita harus bisa mendengar aspirasi masyarakat," katanya.
Ia menuturkan, budaya ini merupakan bagian dari upaya pembangunan good governance di lingkungan pemerintah DKI Jakarta ke depan. Pasalnya, ciri pokok wujud sebuah pemerintahan yang good governance itu ada tiga yaitu, transparan, melibatkan partisipasi seluas-luasnya dan bertanggungjawab.
"Ini merupakan cara kita untuk mewujudkan pemerintahan yang good governance. Cirinya apa? cirinya ada tiga yaitu tarnsparan, partispasi dari seluruh kalangan, dan akuntabel atau dapat dipertanggungjawabkan," tuturnya.
Sementara itu, pembangunan infrastruktur di Jakarta mengakibatkan penyediaan lahan untuk pembangunan sarana publik seperti kantor kelurahan menjadi sulit untuk direalisasikan.
Banyak kondisi Kantor Kelurahan di Jakarta yang kondisi fisik bangunannya sudah tidak mampu melakukan pelayanan secara optimal karena sempitnya ruangan seperti yang terjadi di Kelurahan Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Kantor Kelurahan Kuningan Timur berada di tengah pusat bisnis Mega Kuningan. Saat banjir melanda ibu kota beberapa waktu lalu kantor tersebut sempat terendam banjir antara 50 hingga 100 centimeter.
Kondisi tersebut, menurut Fauzi Bowo seharusnya menjadi sebuah tantangan bagi para pimpinan wilayah di ibu kota pada saat ini dan di masa yang akan datang."Kita jangan terpaku pada paradigma lama karena Jakarta ke depan mesti berubah secara dinamis,” ungkapnya.
Kalau memang karena keterbatasan lahan, kata Fauzi, satu kantor kelurahan di kawasan padat penduduk maupun kawasaan sentra bisnis mesti pindah ke sebuah gedung bertingkat mengapa hal itu tidak dilakukan. "Kita ingin membangun Jakarta lebih maju dan manusiawi di masa kini dan masa depan Kalau tidak ada lahan untuk kantor kelurahan pindahkan saja ke gedung bertingkat," jelas Sarjana Teknik Arsitektur Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universitat Braunschweig Jerman tahun 1968/1976.
Penulis: muaroSumber: Berita Jakarta
Realisasi :
Pada tahun Tahun 2008 awal kami mendapat kesempatan atas kunjungan dari bapak Wagub Fauzi Bowo mengikuti acara PKK di kelurahan kuningan timur (beralamatkan di Komplek PATI AD kuningan barat III). Dan melanjutkan tugas dinasnya ke setiap kantor kelurahan, yang bekesempatan dijadikan tempat dinas sementara di kelurahan pasar manggis dengan maksud mempelajari Jakarta lebih maju dan manusiawi.